Perekonomian Indonesia masa orde baru (1966-1998)
Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih
besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar
negeri mengalami defisit yang besar, nilai tukar rupiah tidak stabil” (Gilarso,
1986:221) merupakan gambaran singkat betapa hancurnya perekonomian kala itu
yang harus dibangun lagi oleh masa orde baru atau juga bisa dikatakan sebagi
titik balik.
Awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya
perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi
ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan
menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai
ayng berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya
IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan
pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut
penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA:
A. REPELITA I
(1967-1974)
mulai berlaku sejak tanggal 1april 1969. Tujuan yang ingin
dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan
adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk
menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
B. REPALITA II
(1974-1979)
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun.
Prioritas utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi
kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
C. REPALITA III
(1979-1984)
Prioritas tetaap pada pembangunan ekonomi yang
dititikberatkan pada sector pertanian menuju swasembada pangan, serta
peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
D. REPALITA IV
(1984-1989)
Adalah peningkatan dari REPELITA III. Peningkatan
usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian
pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja.
Priorotasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan ekonomi menurut
REPELITA adalah mengacu pada sektor pertanian menuju swasembada pangan yang
diikuti pertumbuhan industri bertahap.
Kelebihan Pada Masa Orde Baru:
perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968
hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
-
sukses transmigrasi.
-
sukses KB.
-
sukses memerangi buta huruf.
-
sukses swasembada pangan.
-
pengangguran minimum.
-
sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima
Tahun).
-
sukses Gerakan Wajib Belajar.
-
sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh.
-
sukses keamanan dalam negeri.
-
Investor asing mau menanamkan modal di
Indonesia.
-
sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta
produk dalam negeri.
Kekurangan Orde Baru
-
semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme.
-
pembangunan Indonesia yang tidak merata dan
timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan
karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat.
-
munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah
karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua.
-
kecemburuan antara penduduk setempat dengan para
transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada
tahun-tahun pertamanya.
-
bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan
pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin).
-
kritik dibungkam dan oposisi diharamkan.
-
kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh
banyak koran dan majalah yang dibreidel.
-
penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,
antara lain dengan program "Penembakan Misterius" (petrus).
-
tidak ada rencana suksesi.Sumber :
http://hafizasmenta.blogspot.com/2012/03/perekonomian-indonesia-pada-masa-orde.html
http://ferdygunadarma.blogspot.com/2012/06/perekonomian-indonesia-masa-orde-baru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar